Menpora : Si Halim Mahfudz gak Usah ditanggapi , Dia emang gitu sih ,...
Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Roy Suryo tak menggubris upaya sekretaris jenderal PSSI versi Djohar Arifin Husin, Halim Mahfudz (Halma), yang menentang pelaksanaan Kongres PSSI 17 Maret 2013.
Sebelumnya di hadapan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Roy Suryo serta ketua Komite Olahraga Indonesia (KOI) Rita Subowo, dua kubu PSSI yang tengah berseteru, Djohar Arifin Husin dan La Nyalla Mattalitti sepakat menggelar Kongres Biasa PSSI pada 17 Maret 2013 untuk menyelesaikan konflik di tubuh organisasi sepak bola nasional.
Kongres ini merupakan implementasi kesepakatan kedua pihak yang sudah ditandatangani dihadapan FIFA dan AFC pada 7 Juni 2012. Namun Halim rupanya belum rela dengan keputusan ini dan berusaha membatalkannya dengan menemui AFC. Halim menggunakan Statuta PSSI sebagai alasannya.
“Saya tahu yang berangkat ke markas AFC di Kuala Lumpur adalah Pak Halim Mahfudz. Tapi, barkan saja karena tidak bisa mengubah keputusan yang telah saya tetapkan. Kongres voter Solo harus tetap jalan sesuai yang telah disepakati yakni 17 Maret 2013,” kata Menpora usai menghadiri Musyawarah Olahraga Nasional Luar Biasa (Musornaslub) dan Rapat Anggota KONI di Hotel Preanger Bandung, Rabu (20/2/13).
Sementara itu di tempat terpisah, staf ahli Kemenpora, Profesor Faisal, mengatakan bahwa tak ada lagi alasan untuk menolak kongres dengan peserta pemilik suara (voters) merujuk pada Kongres PSSI Solo 2011.
“Tak ada alasan untuk menolak Kongres. Harus dilaksanakan sesuai dengan kesepakatan yang telah ditandatangani,” ia menegaskan.
“Jangan lah membawa-bawa masalah statuta. Memangnya PSSI tidak melanggar statuta dalam menggelar Indonesian Premier League (IPL). Peserta belum jelas sudah melakukan kick off dan setelah itu terhent dengan alasan menunggu kesiapan klub,” ia mengingatkan gelaran IPL musim lalu.
Voters Solo menjadi masalah krusial. Mereka yang saat itu mengangkat Djohar Arifin sebagai ketua umum, berbalik mengeluarkan mosi tidak percaya dan mendukung La Nyalla, karena kecewa dengan kebijakan Djohar.
Kini setelah Djohar bersedia menggelar kongres dengan voters Solo, justru Halim yang menentangnya.(sf)
0 komentar:
Posting Komentar