Main Jelek , Bus Arema dilempar telur , Batu , Saos , Gak Terima , Pemain Arema Malah Pukul Aremania
Kekalahan Arema Indonesia dari Persiba Balikpapan Minggu (27/1) lalu, bisa jadi mengecewakan banyak pihak. Apalagi ekspektasi mereka terhadap tim asuhan Rahmad Darmawan ini sangat membuncah. Betapa tidak, tim ini dihuni banyak pemain bintang. Tetapi dua laga away mereka, berakhir dengan kekalahan.
Sayangnya dalam kondisi seperti ini, mulai ditumpangi oknum-oknum tak bertanggung jawab. Dengan menggunakan kostum Aremania, oknum tersebut melempar bus pemain saat memasuki Malang. Lemparan bukan hanya telur dan saus tomat ke kaca bus, tapi juga batu.
Kejadian itu berlangsung sekitar pukul 13.00 kemarin , ketika bus yang ditumpangi pemain, melaju dengan kecepatan rendah di daerah utara Pasar Singosari.
Sesaat kemudian, terdengar teriakan umpatan dari luar bus. Lalu, sekelompok pemuda mengenakan baju biru Aremania, melemparkan telur dan saus tomat ke arah kaca pemain.
Kelompok pemuda ini mengepung bus dari dua arah samping kiri dan kanan. Bus berisi skuad Arema yang melaju lambat pun, terkena lemparan pada kaca depan dan belakang di kedua sisi.
Saat pelemparan terjadi, pemain yang sedang tertidur langsung kaget. ‘’Saya kaget dan langsung bangun,’’ ujar Dendi Santoso, winger Arema. Aksi pelemparan itu ternyata tak berhenti sampai disitu saja.
Beberapa menit usai pelemparan telur dan saus tomat oleh oknum berpakaian atribut Aremania, dua orang pemuda berbaju preman yang mengendarai motor bernomor polisi N 3574 JM, juga ikut melakukan pelemparan.
Setelah melewati pertigaan Karanglo, di daerah selatan perusahaan rokok Bentoel, tepatnya Jalan Raya Balearjosari, dua orang oknum ini berkendara di sisi kiri bus yang melaju lambat karena jalanan padat. Dua oknum ini, bukan lagi melemparkan tomat atau telur, tetapi sebongkah batu yang mengenai kaca di sisi kiri bus.
Munhar, I Made Pasek Wijaya, Thierry Gathuessi serta Kayamba Gumbs berada tepat di samping kaca yang dilempar batu. Untungnya, kaca hanya retak dan tidak sampai pecah. Sambil melaju kencang, salah satu pelaku pelemparan mengacungkan jari tengah ke arah bus.
Tak berhenti sampai disitu. Pelemparan kembali terjadi di utara fly over Arjosari, di bawah jembatan penyeberangan. Seorang pemuda berpakaian preman, mengenakan helm dan memakai motor bernomor polisi N 2883 BV, melempar sebongkah batu besar, lagi-lagi ke arah kaca kiri bus pemain.
Namun, kali ini para punggawa Arema sudah tak tahan ada oknum yang melempari bus tim. Apalagi dengan batu besar yang sangat membahayakan teman dan rekan satu timnya. Merasa anggota skuad tim berlogo singa itu hendak disakiti oleh oknum, sontak, kiper senior Arema, Ahmad Kurniawan (AK) meminta bus berhenti.
Tanpa pikir panjang, AK, diikuti oleh beberapa pemain seperti Dendi Santoso, Kurnia Meiga, Johan Ahmad Farizi, I Gede Sukadana hingga asisten pelatih Joko ”Gethuk” Susilo berserta dua ofisial turun dari bus dan mengejar pelaku pelemparan.
Pelaku ini hendak melarikan diri dengan memutar sepeda motornya ke arah utara. Namun, karena kaget dan tidak menduga pemain akan turun mengejarnya, si pelaku terjatuh dari motor dan sempat melarikan diri beberapa meter.
Sayang, yang diajak berlomba lari adalah pemain bola profesional. Jelas si oknum langsung terkejar. Begitu tertangkap, si pelaku diberi bogem mentah dan dihajar beramai-ramai oleh pemain yang tidak terima ada lemparan batu berbahaya ke arah pemain lain.
Kunci motor yang masih tertinggal di motor pun disita oleh ofisial. ‘’Kalau kamu tak terima, silakan datang ke mess. Kunci dan STNK saya ambil. Saya tunggu di mess,’’ ungkap salah seorang ofisial. Setelah itu, bus kembali berjalan dan meninggalkan pelaku terkapar di jalanan.
AK memaparkan, ia tidak mempermasalahkan pelemparan yang dilakukan oleh oknum berpakaian Aremania saat di Singosari. ‘’Kalau mereka memang Aremania, mungkin kami masih bisa terima. Mereka kecewa, kita juga kecewa. Tapi saya tahu Aremania tak anarkis. Apalagi sampai mau mencederai pemain. Kalau ini oknum, bukan Aremania dan melempar batu, mau menyakiti teman satu tim saya. Jelas saya tak terima,’’ ujar kakak Kurnia Meiga tersebut saat berada dalam bus pemain.
‘’Kita ini juga gak kalah kecewa. Kita sudah panas, kok ada oknum mau menyakiti teman saya,’’ ucap Dendi. Setali tiga uang, I Gede Sukadana yang ikut turun mengejar pelaku juga berucap sama. Pelemparan batu sudah menjurus ke arah membahayakan anggota skuad, sehingga ia tanpa segan turun untuk memproteksi rekan satu timnya.
General Manager Arema, Ruddy Widodo menyebut, tindakan pelemparan batu ke arah bus pemain oleh oknum, apapun alasannya tidak bisa dibenarkan.
‘’Kecewa boleh, tapi kalau sudah melempar batu, itu anarkis. Itu sudah gak benar. Kalau kaca sampai pecah dan pecahannya mencederai pemain bagaimana?’’ tutur Ruddy .
Media Officer Arema, Sudarmadji memiliki anggapan lain. Pelaku pelemparan batu yang sempat dihajar oleh para pemain, diduga adalah provokator yang menunggangi kekecewaan suporter beratribut Aremania, yang melempar telur dan saus tomat di Singosari.
‘’Bisa saja ditunggangi oleh oknum provokator, karena dia gak pakai atribut. Jelas bukan Aremania, tapi orang yang ingin menjatuhkan mental pemain Arema,’’ tegas Sudarmadji.
Amin, Aremania Korwil Jalur Gazza juga tidak setuju bila dua pelemparan terakhir yang menggunakan batu disebut Aremania. ‘’Mereka gak pakai atribut. Mereka gak jantan, melakukan hal anarkis pakai lempar batu yang membahayakan pemain. Jelas mereka bukan Aremania. Itu provokator. Aremania jangan terprovokasi,’’ tutup Amin. (fin/avi)
0 komentar:
Posting Komentar